Entah harus merasa senang atau sedih, mendengar keputusan Blackberry
melepaskan Blackberry Messenger(BBM) ke pihak Android dan iOS seperti
sebuah negara yang terlibat perang namun melucuti senjatanya sendiri di
depan musuh.
Perang dunia mobile memang sudah terjadi di antara Android, iOS,
Blackberry, dan Windows Phone. Tetapi, belakangan perang hanya terjadi
antara 2 platform yaitu Android dan iOS, 2 nama terakhir hanya
memperebutkan peringkat ketiga. Dalam data terbaru yang dirilis, tidak
salah lagi bahwa robot ijo dan apel gigit yang menguasai pasar penjualan
handphone pintar.
Blackberry memang dari awal mencanangkan dirinya sebuah perangkat
eksklusif, menjual chat eksklusif, yang pada akhirnya menggerogoti
dirinya sendiri.
Apple adalah pencetus pasar aplikasi dengan sedari awal mengandalkan App
Storenya. Android berusaha mengejar Apple dengan membuat Playstore
(awalnya bernama android market), dan sekarang usahanya berhasil dimana
jumlah aplikasinya hanya berbeda sedikit (walau Apple masih lebih
banyak) . Walau begitu, Apple dengan estetika desainnya masih trlalu
tangguh untuk digerogoti Android dan seluruh rekanan pembuat Smartphone
nya.
Blackberry seharusnya meniru Android yang berusaha mengejar Apple dengan
segala inovasinya. Nyatanya tidak, Blackberry masih tetap dengan
keyakinannya bahwa user akan setia dengan eksklusifitas yang diberikan.
Dalam beberapa tahun belakangan, user melakukan migrasi besar besaran ke
Apple dan Android karena Blackberry mulai tampak kuno ketimbang
pesaing-pesaingnya. Blackberry hanya mengandalkan BBM dan privasi data
user yang diklaim terjamin aman. Dan jadilah pergerakan pengguna beralih
ke OS selain Blackberry sangat besar di belahan dunia selain Indonesia.
Ya, sepertinya hanya Indonesia lah pasar Blackberry paling empuk.
Secara ajaib user di Indonesia tidak silau sama sekali dengan gegap
gempita fasilitas yang diberikan Apple dan Android.
Blackberry akhirnya tersulut dikatakan sebuah device kuno yang
mengandalkan BBM. maka dari itu mereka berinovasi dengan mengeluarkan OS
BB10, yang sepertinya merupakan inovasi telat karena OS lain sudah
berlari jauh dan memiliki komunitas kuat. Blackberry menjanjikan akan
mendatangkan aplikasi aplikasi populer di Android dan memberikan harapan
baru bagi user Blackberry bahwa OS kesayangannya tidak sejadul yang
orang orang pikirkan.
Harga device Blackberry yang mengusung OS BB10 menurut saya amat mahal, 7
juta rupiah. Walau begitu BB Z10 diklaim ramai peminatnya sehingga
Blackberry tak ragu untuk membuat device device ber OS BB10.
Ada 1 hal yang dilewatkan Blackberry bahwa yang sedang bersaing bukan
hanya Android dan Apple tetapi aplikasi aplikasi yang sejenis dengan BBM
di masing masing store. Blackberry tampaknya mulai sadar bahwa pengguna
Whatsap, messaging multiplatform itu sudah mencapai 200 juta user, jauh
di atas BBM yang diklaim hanya 60 juta.
Belum lagi persaingan di antara Whatsap, LINE, KAKAO TALK, dan WECHAT.
Hutan rimba messaging sudah dikuasai pemain pemain baru yang tangguh dan
penuh inovasi.
Blackberry hanya menunggu waktu untuk keruntuhannya jika hanya menjual
eksklusifitas memakai BB karena user sudah cerdas bahwa BBM bukan satu
satunya pemain dunia messenger. Suka tidak suka, mau tidak mau,
tampaknya Blackberry ingin menyelamatkan finansial dan muka mereka pada
user seluruh dunia. Jika BBM tidak dilepas, maka ia hanya akan menjadi
messenger kuno yang hanya dipakai user itu itu saja.
Dan jadilah sang CEO harus mengumumkan dengan berat bahwa BBM akan masuk
ke iOS dan Android dalam waktu dekat. Bukan karena sekedar memberikan
layanan multiplatform, tetapi menurut saya adalah memperkuat brand
Blackberry sendiri sebagai penyedia layanan chatting.
Lalu bagaimana nasib Blackberry sebagai pemroduksi smartphone? ada hal
yang sangat menggelitik. Blackberry baru saja meluncurkan smartphone Q5
yang dikatakan akan cocok bagi negara berkembang. Smartphone ini akan
menyambangi Indonesia di bulan Agustus dengan harga yang dianggap pantas
: 4 jutaan rupiah. Sebuah keputusan aneh dimana secara berdekatan, BBM
juga akan mampir di Android dan iOS. Ayolah blackberry, siapa yang butuh
BB seharga 4 juta jika hanya dengan 1,1 juta saja kita mendapat
smartphone dengan spec sama dan bisa memakai BBM?
Blackberry tampaknya menyerah untuk mempertahankan eksklusifitasnya.