Sudah keterima di universitas dan mulai belajar, tapi kadang masih nggak ngeh hakekat belajar
Lha katanya disuruh menimba air eh ilmu, nah ilmunya ini sebenarnya apa sih?
Kita belajar itu, baik di sekolah, di
kampus, di universitas dan di lembaga pelatihan untuk meningkatkan KSTAE
atau kata orang Jawa PeKTeSiPeng, waduh apaan tuh? KSTAE itu Knowledge, Skill, Technique, Attitude, Experience
alias (a)PeKTeSiPeng (Pengetahuan, Keterampilan, Teknik, Sikap dan
Pengalaman). Ini kalau kita ambil contoh orang belajar naik motor dan
belajar di kampus, mungkin penjelasannya seperti di bawah:
Knowledge (Pengetahuan): Kita jadi
tahu bahwa di motor ada lampu, stang kemudi, rem, gas, spion, bel. Kita
juga tahu cara bagian motor itu bekerja termasuk gimana njalaninya.
Kalau kita belajar pemrograman, ya kita ngerti lah apa itu fungsi, apa
itu variable, juga apa itu object, apa itu method, apa itu attribute.
Kita juga diajarin banyak lagi pengetahuan, sistem basis data, rekayasa
perangkat lunak, pemrograman berorientasi objek, software project
management, dsb. Pokoknya yang selama ini bikin pusing itulah knowledge.
Lho kenapa bikin pusing? Soalnya kampus kadang nggak imbang ngasih
knowledge dan keterampilan, alias besar teori daripada praktek
Skill (Keterampilan): Kita ngerti
cara ngidupin motor. Supaya motor maju harus masukan gigi ke satu dan
tekan gas. Kecepatan mulai tinggi masukin ke gigi dua, kalau ada
halangan di depan injek rem. Kalau mau belok tekan lampu sen. Di kampus,
tugas mandiri, misalnya disuruh buat kalkulator atau program deteksi
bilangan prima di mata kuliah OOP itu semua untuk ngelatih keterampilan.
Semakin banyak tugas, harusnya makin terampil, cuman kalau nyontek, ya
makin bego aja mahasiswa
Usahakan untuk mengerjakan sendiri tugas, karena tujuannya untuk
melatih keterampilan kita, sayang masa depan kita kalau kita sering
nyontek dalam tugas mandiri. Nah, IPK itu hanya untuk mengukur mahasiswa
di level knowledge dan skill. Jadi peran IPK sebenarnya hanya sampai di
sini
Technique (Teknik): Ternyata
keterampilan nggak cukup, karena kita perlu menguasai teknik misalnya
supaya motor kecepatan tinggi nggak ngepot. Kita ngeremnya harus dari
jauh dan pakai rem tangan plus rem kaki bareng. Mau belok juga harus
ambil ancang-ancang, kecepatan diturunkan, baru belok. Nah kalau di
kampus, karena mata kuliah banyak dan di setiap mata kuliah ada tugas
coding, keterampilan bahasa Java kita jadi meningkat. Kita bisa bahasa
Java kromo inggil, ngoko, eh bukan maksud saya kita jadi punya banyak
teknik supaya program kita lebih rapi, program kita lebih cepat jadi,
punyak teknik untuk bisa reuse code, coding jalan terus walaupun pakai
notepad atau emacs, dsb.
Attitude (Sikap): Wah ternyata
pengetahuan, keterampilan, teknik saja nggak cukup membuat kita bisa
survive di dunia. Kita perlu sikap yang baik dalam mengendarai motor.
Lampu lalu lintas itu kalau merah berhenti, jangan nyelonong saja. Kalau
nyalip orang juga jangan dari kiri. Hormati pengendara lain, dahulukan
perempuan atau yang membawa anak-anak. Jangan asal ngebut di kampung
orang, kalau nggak mau benjol tuh kepala. Sikap ini kalau di kampus, ya
kalau jadi programmer jangan terus buat virus, atau ngerusak sistem
orang, atau malah maling code orang
Nah ini semua adalah sikap. Kampus yang hanya mengajari orang untuk
punya pengetahuan, teknik dan keterampilan tanpa memperhatikan attitude
(sikap) artinya mendidik orang pinter tapi sesat di jalan.
Experience (Pengalaman): Pengalaman
ini seperti jam terbang. Hanya bisa kita dapatkan kalau kita pernah
mengalami kejadian dan pengalaman. Contohnya, karena sering bolak-balik
ke Puncak untuk jualan pisang
, kita jadi ngerti banget mainin gigi supaya mesin nggak rontok
meskipun naik gunung terjal nan macet. Terus juga karena rumah sering
kebanjiran, kita ngerti banget lah kira-kira banjir berapa senti yang
bikin motor kita nggak bisa jalan. Gimana kalau jatuh, sebaiknya posisi
tubuh seperti apa yang membuat luka tidak parah. Semua kita dapatkan
dari pengalaman. Pengalaman itu mahal, ya pasti karena kadang ada harga
yang harus dibayar. Terus kalau di Kampus, pengalaman kan nggak ada? Hmm
pengalaman itu tetap ada, kita KKN, magang, kerja paruh waktu, ngerjain
TA itu adalah supaya punya pengalaman. Banyak buat project (software)
yang bisa dijual, mulai belajar jualan, latih jiwa enterpreneurship
adalah keharusan untuk bekal hidup di dunia IT nan ganas dan kejam.
0 komentar:
Posting Komentar